Tuesday, August 11, 2020

Sadino's Monologue #3



El, ini malam tahun baru. Ya, malam tahun baru untuk bangsa kami. 


Aku tidak melihatnya sebagai malam pergantian tahun. Aku malah merasa kalau aku sedang berada di medan perang. 

Suara ledakan kembang api menggema di langit. Kilatan cahaya menghiasi udara, seakan-akan langit sedang dijilat oleh api dari peperangan. 

Saat jam menunjukkan pukul 00.00, suara ledakan semakin riuh, bagai ratusan granat yang dilempar oleh dua kubu yang sedang bertaruh nyawa. 

Aku berada ada di tengah-tengahnya, El. Berpeluh seraya berdoa, agar tidak ada peluru yang menembus jantung atau kepalaku.

Kebisingan ini tidak akan berlangsung lama, El. Kurang dari satu jam, semesta akan kembali diselimuti kesunyian. 

Tapi, masalah tak berhenti sampai di situ, El. Sekarang, bagaimana caranya untuk menyembuhkan trauma yang disebabkan oleh perang? 

Kamu mengerti maksudku, 'kan, El? Ledakan di langit yang kau dan aku lihat barusan itu nyata, dan kita tidak memujinya walau itu indah dan menakjubkan.

No comments:

Post a Comment