Thursday, October 29, 2015

Anissa.

Aku menghormati mereka yang penuh dendam.
Aku mengakhiri penderitaan mereka yang menghancurkan langitku.
Aku melupakan mereka yang kerap berkhianat.
Aku adalah fatamorgana.

Aku adalah wanita yang kau anggap bisu.
Aku adalah wanita yang kau pukul dengan tangan kosong.
Aku adalah wanita yang kau tinggalkan saat kau genggam bahagiamu.
Aku adalah wanita yang sudi untuk berdarah untukmu.

Aku adalah cinta yang di lebur dalam doa.
Aku adalah isak tangis yang kau paksa untuk berhenti.
Aku adalah rumput yang kau injak.
Aku adalah musik yang selalu kau dengar.

Aku adalah wanita yang bernyanyi dengan semesta.
Aku adalah wanita yang berjalan melewati kabut di kala senja.
Aku adalah wanita yang mencintai air.
Aku adalah wanita yang menyalakan api di malam hari.

Aku adalah rasa yang kau rindukan.
Aku adalah rasa benci yang tak ingin kau akui.
Aku adalah rasa bahagia yang kau nikmati.
Karena aku adalah Drupadi.

Anggia.

Aku adalah kelopak bunga di lantai dansa.
Aku adalah udara yang kau hirup.
Aku adalah asap di dalam kepalamu.
Aku adalah tubuh yang kau konsumsi.

Aku tercipta dari ribuan doa ibuku di masa lalu.
Aku adalah bayi yang diharapkan oleh ayahku.
Aku adalah bentuk bahagia kalian.
Aku adalah torehan luka di sekujur tubuhmu.

Aku adalah rahasia yang kau bungkam.
Aku adalah cahaya dalam kegelapan malam.
Aku adalah misteri,
Yang tak akan bisa kau pecahkan sampai mati.

Sadino.

Aku adalah mimpi yang kau inginkan.
Aku adalah imajinasi yang dibuat dengan ribuan warna.
Aku adalah tubuh yang rindukan.
Aku adalah bunga tidurmu malam ini.

Aku adalah kenangan yang kau hancurkan.
Aku adalah harapan yang kau palsukan.
Aku adalah darah yang mengalir tanpa arah.
Aku adalah sebuah kejutan tiap kau membuka mata.

Aku adalah air mata yang membeku.
Aku adalah pohon yang berumur ribuan tahun.
Aku adalah seekor burung elang di dalam sangkar.
Aku adalah kehidupan.

Alligator.

Lihat aku.
Pandang mataku yang kau anggap buta ini.
Aku mati rasa,
Tapi tidak merasa kehilangan.

Genggam tanganku.
Genggam hinggu jemariku membiru.
Aku kecewa.
Aku marah.

Hentikan air mata buayamu.
Kau bukan binatang buas.
Ingat akan rasa sakit hati yang pernah kau alami.
Kau butuh waktu.

Jangan mengelak lagi.
Aku bosan.
Jangan hapus cerita yang baru saja kau tulis,
Karena belasan mata telah memandangmu tajam sejak kemarin.

Their Hearts Distance A Lot.

Aku dan kamu sama.
Sama-sama berdiri angkuh menantang dunia,
Sama-sama menelan ludah kala terpana,
Dan tidur di bawah langit yang sama.

Yang membedakan?
Cita-cita kita.
Cinta kita.
Dan rumah kita.

Kau kerap mengutuk udara yang kau hirup.
Mencerna permintaan maaf orang lain,
Menghasut dirimu sendiri akan kebencianmu terhadap kenyataan,
Dan merobek nadi-nadi yang berdetak lebih kencang dari nadimu sendiri.

Aku?
Mencoba berjalan lebih cepat untuk menangkap waktu,
Mencoba untuk menerima hal yang tak bisa ku terima,
Dan menghitung derap langkah mereka yang mengejarku.

Bukan itu yang kita cari.
Bukan itu yang kita butuhkan.
Kita butuh ruang,
Karena aku dan kamu saling membutuhkan.