Wednesday, December 28, 2022

Sadino's Monologue #31



El,
aku pikir,
manusia terlalu banyak membuang waktu untuk mengunjingkan hal-hal yang tidak penting. 


Manusia gemar mencampuri urusan orang lain. Manusia gemar meninju mimpi orang lain, meratakannya dengan tanah, menjadikannya gersang, dan tak bersisa. 

Manusia bergerak untuk mencari kebahagiaan mereka sendiri. Kenapa manusia kerap memusingkan diri mereka dengan hal-hal yang tak sesuai dengan keinginan mereka? Toh, melupakan atau meninggalkan hal-hal yang merugikan cukup mudah untuk dilakukan. 

Sayangnya, manusia gemar berkubang dengan dosa mereka sendiri. Hal-hal yang tak nyaman dianggap tabu. Bagi beberapa orang, tak ada yang lumrah di dunia ini dan itu pemikiran yang bodoh. 

Apa sulitnya untuk memercayai manusia lain akan apa yang mereka lakukan? Beberapa manusia memilih memalingkan wajah mereka dari kenyataan yang ada, dan itu hanya memperburuk keadaan. 

El, jauh di dalam lubuk hatiku, aku menuntut keadilan. Kesabaranku punya batas. Jika kau bilang imanku tak berbatas, pertanyaan utamanya adalah, sekuat apa imanku? Apakah aku mampu menahan diri untuk tidak gantung diri? 

Kelihatannya, aku terlalu sering berhadapan dengan orang gila. Mereka yang tak punya otak seharusnya tak perlu diladeni. Aku hanya menertawakan mereka dalam hati. Tapi, sampai kapan aku bisa menahan ledakan bom waktu di dalam dadaku? 

Butuh waktu untuk mencapai tahap itu. Butuh luka, dan aku harus terluka. Aku harus rela ditusuk dengan belati berulang kali di tempat yang sama. 

Ada dua cara. Menghindar dan pergi dari situ, atau menggagahi mereka yang suka melukai orang lain. Tapi, aku bukan orang jahat, El. Mungkin, aku bisa lebih jahat dari mereka dengan memanipulasi keadaan. Entah kenapa, rasanya enggan. 

Teruntuk manusia-manusia tak berakal, majulah ke medan perang. Jika kalian terus bersembunyi di belakang perisai-perisai tak kasat mata itu, jilatlah ludah kalian sendiri sebelum mata kalian dibutakan oleh debu. Kalian hanya mengotori bumiku.

Tuesday, October 25, 2022

Call of Duty Modern Warfare II, Glad To See My Men Alive and Healthy!

Call of Duty Modern Warfare II

As a big fan of Call of Duty: Modern Warfare (CoDMW) series, gue heboh banget pas liat reveal trailer CoDMW2 bulan Juni lalu. Dengan "Wherever I May Roam"-nya Metallica—yang ternyata dinyanyiin sama J Balvin—sebagai back song... Bangke, reveal trailer-nya keren banget bangetan sampe gue ulang-ulang terus.

Mungkin buat kalian yang enggak tau, CoDMW 2 ini sekuel dari CoDMW yang rilis taun 2019 dan reboot dari CoDMW taun 2007. Gue pertama kali main yang CoDMW2, 'dikenalin' sama mantan gue yang waktu itu cinta banget sama John "Soap" MacTavish ampe doi potong rambut persis kayak doi.

Sejak main MW2, terus MW1, MW3, gue ketagihan. Gue suka sama ceritanya. Gue suka juga sama geng Task Force 141. Terus sekarang ceritanya di-reboot jadi lebih baru and I AM SO GLAD TO SEE MY GUYS ALIVE AND HEALTHY.

Alex, Captain Price, Gaz, Farah Karim

Oke, gue cerita singkat dulu mulai dari reboot awalnya CoDMW. Intinya, konflik antara Russia sama Urzikstan (negara fiksi) lagi memanas gara-gara chemical curian. Di situ, CIA Officer "Alex", British SAS Forces yang dipimpin sama Captain John Price dibantu rekannya, Sergeant Kyle "Gaz" Garrick kerja bareng sama pemberontak Urzikstan Farah Karim untuk memberantas kelompok teroris Al-Qatala dan Russian Forces yang dipimpin sama General Roman Barkov.

Setelah semua selesai, Price request sama CIA Station Chief Kate Laswell untuk punya tim khusus anti-teroris sendiri, yaitu Task Force 141. Dia ngasih dokumen orang-orang yang berpotensial gede untuk jadi anggota timnya, yaitu Gaz, Sergeant John "Soap" MacTavish, dan Lieutenant Simon "Ghost" Riley (aku reflek teriak dalam hati pas nulis ini).

Lieutenant Simon "Ghost" Riley

Nah, sekarang kita masuk ke MW2. Game dimulai dengan Ghost yang lagi mantau pasukan Iran—yang terlibat mendanai teroris— lagi proses dealing alat-alat berat perang sama Russia di Al Mazrah. Ghost info ke atasannya, General Sheperd sama Laswell, kalo General Ghorbrani, leader dari pasukan Iran-nya ada di situ. Rudal pun diluncurkan sama Shadow Company (kayak SAS juga, under General Shepherd) yang dipimpin sama Commander Phillip Graves dan ngebunuh semua orang di lokasi.

Hal itu bikin Hassan Zyani, second in command-nya General Ghorbrani, mau bales dendam. Terbukti, Ghost yang ditugasin sama Soap nemuin rudal balistik yang disimpen kelompoknya Hassan di Al Mazrah. Tapi, yang jadi pertanyaan, ada logo bendera Amerika di rudal itu.

Gaz dan Captain Price di Amsterdam

Task Force 141 pun bergerak tapi terpisah. Price sama Gaz (dibantu Laswell) di Amsterdam buat ngejar kurir yang dipekerjakan Hassan, Ghost sama Soap di Meksiko buat nyari pemimpin kartel Las Almas yang ngebantu Hassan nyelundupin rudal balistik ke Amerika (rudal balistiknya ada 3, baru ketemu 1). Ghost sama Soap dibantu Mexico Special Forces, Colonel Alejandro Vargas sama second in command-nya, Sergeant Major Rodolfo Parra, dan Shadow Company.

Soap, Ghost, dan Alejandro Vargas

Di tengah jalan, Ghost, Soap, sama Vargas dikhianatin Shadow Company. Vargas ditahan sama Graves dan base-nya diambil alih sama Shadow Company. Ternyata, oh, ternyata, rudal balistik yang dicari-cari itu adalah kerjaannya Shepherd dan Graves. Jadi, mereka pernah ngejalanin misi untuk nge-transport tiga rudal balistik itu tapi gagal karena diserang tentara Russia.

General Shepherd dan Commander Phillip Graves

Dan, rudalnya itu dicuri sama pasukan ultranasionalis Russia yang dipimpin sama Vladimir Makarov. Mereka berdua nutupin ini. Akhirnya, Graves KIA (killed in action) dan Shepherd cabut alias menghilang.

Nah!

Poster Call of Duty: Modern Warfare II

Oke, gue rasa cukup ya, ngejelasin ceritanya si MW2 di atas. Gue emang belom mainin game-nya, tapi kalo dari ngeliat gameplay-nya di YouTube, sih... Bangsat! Keren banget. Cutscenes-nya gokil, look so real.

Ceritanya oke, dan beberapa mengingatkan sama MW2 yang taun 2009. Karakter orisinalnya banyak, kayak Price, Soap, Ghost, Gaz, Shepherd, dan Makarov yang masih jadi musuh utama.

Ghost dan Soap

Karena gue paling suka main MW2 yang orisinal, Soap yang ada di kepala gue selama ini pangkatnya Captain karena dia gantiin Price yang ditangkep pasukannya Makarov dan ditahan di sebuah gulag. Di MW2 reboot, dia balik jadi Sergeant karena Price is still there. Di MW2 orisinal, Soap deket banget sama Price. Di MW2 reboot, dia deket banget sama Ghost.

Di MW2 orisinal, Ghost mati dibakar sama Shepherd. Di MW2 reboot, HE'S FUCKING ALIVE AND I AM SO HAPPY. Iya, Ghost adalah karakter favorit gue. Di reboot ini juga, badannya gede, lebih dark, lebih serem, dan logat British-nya masih kentel. Lebih berasa juga ngeliat dia sebagai seorang Letnan.

Simon Riley cintaku. Tapi kalo buka topeng enggak jadi cintaku lagi.

MW2 ini juga sama-sama ngasih liat rudal balistik sebagai masalah utama. Di orisinalnya, rudal balistiknya meledak di lapisan atas atmosfer Bumi tepat di atas Washington DC. Di reboot-nya, rudal balistiknya berhasil di-detonate sama Soap dibantu Laswell.

Ada beberapa adegan di MW2 reboot yang mengingatkan sama beberapa hal di MW2 orisinal. Salah satunya, pas Soap ngomong, "Aye. Like old times, huh, Lt.?" ke Ghost di mission terakhir, "Countdown". Di MW2 orisinal, ada mission yang judulnya "Just Like Old Times" dan ini adalah mission ke-2 dari terakhir, yang mana Price dan Soap lagi proses ngejar Shepherd di sana.

Terus, di misi "Ghost Team". Pas kita lagi main sebagai Gaz, kalo liat ke belakang, kita ditemenin sama satu orang lagi dan itu adalah... Nama sama pangkatnya ganti-ganti. Tapi, kita bisa dapet Pvt. Ramirez. Nah, Private James Ramirez ini kalo di MW2 orisinal itu playable character dan kita pasti mainin.

Di "Ghost Team" juga, semua orang harus make topeng yang sama, yaitu topengnya Ghost. Nah, topeng ini adalah topeng orisinalnya Ghost di original series CoDMW.

Misi "Dark Water" di oil rig

Ada juga adegan di oil rig. Di MW2 orisinal, adegan ini ada di mission "The Only Easy Day...Was Yesterday". Di MW2 reboot, di mission "Dark Water". Ada juga adegan prison break yang kalo di MW2 orisinal nyelametin Price di mission "The Gulag", terus di MW2 reboot nyelametin Vargas dengan judul misi "Prison Break" juga.

Enggak cuma dari MW2 orisinal, tapi ada beberapa adegan dari Call of Duty 4: Modern Warfare (CoD4MW), game sebelom MW2 orisinal, yang dihadirin di MW2 reboot. Mission "Close Air", misalnya. Itu sama kayak mission "Death From Above"-nya CoD4MW yang mana kita ngasih air support dari pesawat Lockheed AC-130.

Misi "Close Air", ngasih air support dari Lockheed AC-130

Enggak, ini beda sama drone Predator di MW2 yang Soap suka ngingetin kita dengan ngomong, "AGM Missile is online, I repeat, AGM Missile is online." Itu drone, bukan gunship.

Terus, ada juga mission "Reckon by Fire" di MW2 reboot yang sama kayak the iconic mission "All Ghillied Up" di CoD4MW. Kalo di "All Ghillied Up" kita bisa liat Price pas masih jadi Letnan dan ngejalanin misi sama atasannya, Captain MacMillan, kalo di "Reckon by Fire" Price udah jadi Kapten dan ngejalanin misi sama Gaz.

Misi "Reckon by Fire"

Last, adegan terakhir MW2 reboot. Tiga orang Russia lagi mempersiapkan diri buat nge-hijack pesawat. Mereka SMS-an, dan isinya SMS-nya cuma ada kata, "Ready," dan kalimat, "No Russian." Misi "No Russian" ini juga enggak kalah ikonis yet controversial. Karena, kalo di MW2 orisinal, "No Russian" ini adalah part di mana kita (sebagai Private First Class Joseph Allen, anggota CIA) nyamar jadi orang Russia dan jadi anggota terorisnya Makarov. Tujuannya, buat gain trust doi.

Ending MW2, "No Russian."
Misi "No Russian" di Call of Duty: Modern Warfare 2 orisinal
Ceritanya Makarov dan kelompoknya akan ngelakuin mass shooting di Zakhaev International Airport di Russia. Sebelum kejadian, tepatnya di lift, Makarov ngingetin kita dengan ngomong, "Remember, no Russian," biar ga ketauan sebagai orang Russia. By the way, di mission "No Russian" ini, lo enggak nembak juga enggak apa-apa karena misi ini dianggep terlalu sadis.

Terus, Gimana Lo Bisa Nilai Gameplay-nya Kalo Lo Enggak Mainin Game-nya?
Nah, penilaian gue di sini dari scenes sama story aja, ya! Lucu sih, tapi gue pribadi sekarang udah kenyang banget dari ngeliat video orang-orang main game di YouTube (ya, walopun gue pengin banget maen juga, sih). Nanti kalo gue main, pasti ada review-nya, kok.

Anyway, kalo gue baca review orang-orang, MW2 reboot ini jauh lebih susah. Even level Normal sekalipun. Lo bakal gampang mati gitu. Satu sisi, gue yakin gue bakal gemes karena kesulitan maininnya. Di sisi lain, berarti game-nya jauh lebih realistis.

Price dan Gaz di Amsterdam
Tapi iya, lho. MW2 reboot ini realistis banget. Banyak mission yang ngendap-ngendap dan enggak seheboh seri-seri MW yang lain. Enggak usah gitu, dibandingin sama MW2 orisinal, jauh banget. MW2 orisinal itu banyak banget ledakan karena selain mainin geng Task Force 141, kita juga mainin US Army. Jadi kayak ada tembak-tembakkan BTR (APC, cari tau sendiri dah ini apaan, kayak tank gitu), rudal-rudalan, pokoknya ancur-ancurannya banyak banget.

Sebenernya di MW2 reboot ini juga banyak ledakannya, cuma emang lebih 'anteng' aja. Karena kita full mainin Task Force 141, yang mana mereka ini special ops, 'kan. Jadi, mereka bergerak secara diem-diem dan lebih 'bersih', karena sebenernya misinya itu super rahasia. Makanya banyak misi yang kayaknya lama banget enggak kelar-kelar terus kayak bertele-tele gitu. Ya, karena realitasnya, misi special ops emang kayak gitu. 

Sekarang, kita ngebahas scenes-nya. Pas liat reveal trailer-nya, keliatan banget ini game mehong. Detail-nya super rich, karakter-karakternya look super real. Gue lumayan amaze pas ngeliat ekspresi muka sama gestur tiap karakter kalo lagi ngomong, terutama Price. Movement-nya 'enak' banget, alus, dan Beliau cool aja gitu. Layaknya Kapten yang udah jago banget dalam urusan apapun. Tapi, jauh lebih enak liat gestur dia di seri pertama CODMW reboot ini, sih.

Ghost nge-counter musuh

Gue punya dua scene favorit. Yang pertama pas Ghost lagi nyari Hassan di rumah penduduk dan dia nge-counter orang dari balik pintu. Itu kalo diliat pake night vision, adegan Ghost nembak musuhnya pake pistol dua kali itu keren.

Terus, pas momen Vargas, Soap, dan Ghost dikhianatin Graves di markas MSF yang sekarang jadi punyanya Shadow Company. Vargas keren, sih, terus emosinya pas marah dapet banget, terutama pas dia teriak, "And who the fuck do you think you are, cabrón? My men are inside!" Duh, galak banget si om. Di adegan ini juga, titik-titik air hujan di mobil keliatan real banget.

Alejandro Vargas marah-marah

Mission favorit? "Alone", yang mana kita mainin Soap yang kepisah sama Ghost abis momen Graves ngekhianatin mereka dan nahan Vargas. Soap yang tangannya kena luka karena ditembak Graves mesti nyelametin diri sendirian di Las Almas ditemenin Ghost lewat radio. Di mission ini, selain lo berusaha buat survive, lo bisa denger obrolan Soap sama Ghost. Entah kenapa, gue seneng banget denger mereka ngobrol, kayak manusiawi gitu (?). Terus, ternyata Ghost suka ngelucu walopun cringe. Kayak, "Two goldfish are in a tank. One turns to the other and says, 'You know how to drive this thing?'." CRINGE TAPI GHOST YANG NGOMONG, AKU ENGGAK BERANI KOMEN TAKUT DITUSUK.

Seneng liat Ghost sama Soap ikrib
Dua hal yang gue kurang suka atau sayangkan, yang pertama itu misi "Violence and Timing", yang nyelametin Laswell dari Al-Qatala di Urzikstan. Price sama Gaz dibantuin Farah Karim, salah satu karakter utama dari seri pertama reboot CODMW. Kemunculan Farah nanggung banget, kayak diada-adain. Kenapa enggak sekalian juga si Alex dimunculin juga? 'Kan, udah ketauan si Alex enggak mati, dia muncul di Season Three: Modern Warfare tapi kakinya ilang satu. Wha~

Ending misi "Violence and Timing"
Terus, adegan Ghost buka topeng. Walopun mukanya enggak dikasih liat, tapi gue menyayangkan banget MW2 menghadirkan adegan ini. Biarin aja gitu bentukannya Ghost jadi misteri. Satu sisi gue paham sih, banyak fans CoDMW yang pengin banget liat muka asli Ghost, tapi please ya, Infinity Ward. Jangan pernah kasih liat mukanya Ghost. Kalo pada mau tau, baca komik orisinalnya aja terus bayangin sendiri, deh. Udah bagus identitas Ghost yang paling rahasia di antara yang lain.

Sebel liat Ghost buka topeng, tapi seneng liat dia disambut Price
So far, gue happy banget sama kehadiran MW2. Selain nostalgic, ceritanya enggak fail dan kayak gue bilang tadi, lebih realistis. Task Force 141 is back, y'all. And I am very glad and happy to welcome them back on the field.

Lima jam nontonin orang main enggak membosankan buat gue. Bahkan, gue ulang dua kali. Yang ada, malah bikin gue pengin banget main. MW2 is damn worth to buy and to play. Gue udah enggak sabar malah, pengin liat MW3 kayak apa. Semoga enggak ada yang mati, ya. Aduh, cry.


Saturday, April 30, 2022

Mobile Suit Gundam Hathaway, Kisah Teroris yang Dicintai Masyarakat

"The grim reaper won't come when you're ready for him, Hathaway."

Kalimat itu muncul ketika Hathaway Noa duduk di kursi pilot RX-105 Ξ Gundam atau Xi Gundam dan mengalami flashback akan apa yang terjadi dalam beberapa jam terakhir dalam hidupnya. Kalimat tersebut diucapkan oleh Amuro Ray, pilot yang paling terkenal dalam sejarah Gundam (karena memiloti RX-78 Gundam) yang juga kawan Hathaway dan ayah Hathaway, Bright Noa.
Pemikiran Hathaway Noa soal ucapan Amuro Ray
Enggak lama setelah kalimat itu terdengar, Hathaway kembali ke realitas dan mengucapkan, "Mind your own business!" Meski lantang, ada rasa takut dan kengerian dalam suara Hathaway.

Gue bisa bilang kalau kalimat ini menyimpulkan keseluruhan cerita Mobile Suit Gundam Hathaway. Lo enggak perlu menonton semua serial Gundam untuk menikmati film yang rilis tahun 2021 yang satu ini, karena gue bersedia untuk menjelaskan. Lo bisa baca tulisan gue terkait Mobile Suit Gundam Hathaway lewat link ini.

Terus, kenapa lo harus nonton Mobile Suit Gundam Hathaway? Ada dua alasan dari gue. Pertama, karena ceritanya (ternyata) bagus banget. Kedua, karena karakter utamanya, Hathaway Noa, punya cerita sendiri yang bikin gue tertegun. Gue akan menjelaskan lebih lanjut dan tulisannya enggak akan sekaku tulisan gue sebelumnya. Jadi, santai, ya? Alright, here I go.
 
Hathaway Noa
Hathaway Noa sebagai Mafty Navue Erin
Sosok Hathaway Noa ini menarik banget, menurut gue. Hathaway Noa adalah putra dari Bright Noa, seorang Kapten di Earth Federation Space Forces yang berjasa besar di banyak pertempuran sejak usianya 19 tahun. Bright Noa sendiri adalah saksi pertempuran terakhir Amuro Ray dan Char Aznable di event Char's Rebellion yang mana keduanya sama-sama KIA alias killed in action.

Enggak paham? Oke, gue jelaskan. Panjang, nih. Jadi, Semua berawal dari film Mobile Suit Gundam: Char's Counterattack. Di serial ini, Char Aznable (antagonis dalam serial Gundam sebelumnya) sebagai pemimpin faksi Newborn Neo Zeon berencana menghancurkan Bumi dengan menabrakkan asteroid bernama Axis yang juga markas besar Neo Zeon sebelumnya. Tujuannya, agar Bumi tak lagi dapat dihuni.
Bright Noa dan Hathaway Noa muda
Upayanya tersebut digagalkan oleh satuan tugas Londo Bell dari Earth Federation yang dipimpin oleh Bright NoaBawahan Bright Noa, pilot bernama Amuro Ray, turun dalam peperangan yang disebut sebagai Second Neo Zeon War alias Char's Rebellion tersebut untuk melawan Char, musuhnya selama 14 tahun terakhir.

Istri Bright, Mirai Noa, dan kedua anak mereka, Hathaway dan Cheimin Noa, pun berusaha menyelamatkan diri mereka dengan pergi dari Bumi. Namun, ketiganya ditolak menjadi penumpang shuttle plane yang akan berangkat. Wakil Menteri Luar Negeri Earth Federation yang bernama Adenauer Paraya pun mengintervensi, yang pada akhirnya hanya Hathaway saja yang diperbolehkan untuk menjadi penumpang. Ya, terima kasih atas kekuatan diplomatik Adenauer. Hathaway pun pergi ke luar angkasa bersama keluarga Paraya dan di saat itulah, Hathaway untuk pertama kalinya bertemu dengan Quess Paraya, putri Adenauer.
Quess Paraya
Di luar angkasa, pesawat yang mereka tumpangi terlibat dalam pertempuran Earth Federation dan Neo Zeon. Namun, Hathaway dan yang lain diselamatkan oleh Ra Cailum, battleship yang dipimpin oleh Bright. Hathaway pun bertemu dengan ayahnya di sana. Di sisi lain, Adenauer meminta Bright untuk tidak mengumumkan keberadaannya di Ra Cailum dan meminta Bright untuk membawanya ke koloni luar angkasa bernama Side 1.

Di Side 1, tepatnya di Londenion, Adenauer melakukan negoisasi dengan Char untuk mengakhiri Char's Rebellion yang mana berakhir dengan penipuan dari pihak Char. Char dan Amuro bertemu, didampingi Hathaway dan Quess Keduanya adu jotos, membuat Quess menengahi mereka namun dia berada di pihak Char. Char memanfaatkan emosi Quess yang tidak stabil, memengaruhinya dan mengajaknya untuk berpindah pihak pada Neo Zeon. Quess mengamini Char, dan mereka berdua melarikan diri. Hal ini membuat Hathaway kecewa karena dia memiliki perasaan lebih pada Quess.
Char Aznable dan Amuro Ray berkelahi di Londenion, Side 1
Perang pun terjadi. Amuro dan Char tengah bertarung menggunakan mobile suit di luar angkasa. Quess juga berada dalam pertempuran tersebut. Hathaway yang berada di Ra Cailum menyelinap dan mencuri mobile suit jenis RGM-89 Jegan untuk mencari Quess. Hathaway pun menemukan Quess dalam mobile armor jenis NZ-333 Alpha Azieru dan memintanya untuk kembali padanya, pada pihak Earth Federation, namun Quess menolak. By the way, mobile armor itu sama kayak mobile suit, hanya saja lebih besar dan memakan energi lebih banyak. Itulah yang membuat efektivitas serangan dan sistem pertahanan sebuah mobile armor lebih besar dari mobile suit meski teknologinya tidak secanggih Gundam.

Salah satu bawahan Bright yang bernama Chan Agi menyusul Hathaway untuk menyelamatkannya menggunakan mobile suit rusak jenis RGZ-91 Re-GZ (Refined Gundam Zeta). Chan pun menembak NZ-333 Alpha Azieru hingga Quess tewas. Hathaway, yang kecewa dan marah karena tewasnya Quess, berbalik menembak RGZ-91 Re-GZ, hingga membunuh Chan. Momen inilah yang membuat Hathaway depresi dan trauma hingga melahirkan sosok Mafty Navue Erin.
 
Mafty Navue Erin
Hathaway Noa sebagai Mafty Navue Erin
Dua belas tahun setelah event Char's Rebellion, sebuah organisasi teroris yang menyebut diri mereka Anti-Earth Federation Goverment alias Mafty muncul. Kelompok ini dipimpin oleh sosok bernama Mafty Navue Erin, dan gol mereka adalah membunuh pejabat-pejabat Earth Federation yang dianggap korup dan memaksa penduduk Bumi untuk tinggal di luar angkasa.

Seperti yang gue udah tulis di atas, Mafty Navue Erin adalah Hathaway Noa. Terus, kenapa Hathaway Noa, yang mana putra seorang pahlawan perang, membelot menjadi teroris?

Menurut novel pertama Mobile Suit Gundam Hathaway's Flash, sosok Char ternyata memengaruhi Hathaway. Dia mempelajari sosok Char, keyakinannya, hingga aksi pemberontakannya selama ini. Menurut Hathaway, apa yang dilakukan Char tidaklah buruk. Char, sebenarnya, hanya ingin planet yang telah melahirkan umat manusia 'dilestarikan' dan membuat penduduk Bumi bermigrasi ke luar angkasa. Char percaya bahwa umat manusia bisa berevolusi menjadi Newtypes di sana.

Newtypes ini adalah orang-orang yang sudah mencapai tahap baru evolusi yang mana bisa beradaptasi dengan kehidupan di luar angkasa, lengkap dengan kesadaran mental yang tinggi. Seorang Newtype mampu melakukan telepati, menyadari akan kehadiran Newtype lainnya di dekat mereka bak indera ke-6.
Mafty Navue Erin disebut-sebut sebagai penerus Char Aznable
Kembali ke pemikiran Hathaway soal Char, Hathaway melihat dengan jelas apa yang menjadi penghalang Char. Jawabannya adalah Earth Federation. Dalam kasus ini, satuan tugas Londo Bell dari Earth Federation yang dipimpin Bright dan pilot andalannya, Amuro, adalah penghalang terbesar Char. Hal ini pun membuat Hathaway berempati pada Char. Maka dari itu, tidak heran 'kan, ketika Gawman Nobile di film Mobile Suit Gundam Hathaway mengatakan bahwa Mafty Navue Erin adalah hantu dari Char Aznable?

Hathaway berpegang teguh pada paham yang dianut Char, sampai ia melihat sendiri bahwa, 12 tahun setelah Char's Rebellion, keadaan Bumi tidak juga membaik. Bahkan, situasi semakin kacau karena konflik militer kini di mana-mana. Pemerintahan Earth Federation menjadi lebih korup dari sebelumnya, dan penerapan kebijakan "Man Hunters" kini semakin keras. Man Hunters sendiri adalah para personel Federation Criminal Police Organizations (FCPO) yang bertanggung-jawab untuk mengasingkan warga sipil yang tidak punya izin tinggal di Bumi secara paksa ke luar angkasa. Mereka bahkan punya mobile suit sendiri, jenis RGM-89Gmh Jegan Ground Type-A (Man Hunter), bak angkatan bersenjata.

Hathaway kecewa dengan apa yang terjadi. Sempat menyebut dirinya naif karena membahayakan banyak orang yang bergabung dengannya di Mafty, Hathaway sebenarnya hanya ingin konsolasi bagi mereka yang tewas dan menjadi korban dalam perang-perang terdahulu. "Selama ada pengecualian di setiap aturan, orang-orang akan mencoba untuk berlaku curang," kalimat ini diucapkan Hathaway sambil meneteskan air mata saat dia berbaring di kamar hotelnya di Tasaday Hotel, beberapa jam sebelum tim Mafty yang diwakili oleh Gawman Nobile meluncurkan serangan udara di Davao.
Hathaway Noa menangis saat memikirkan betapa korupnya Earth Federation usah Char's Rebellion
Hathaway juga mengakui bahwa dirinya memanfaatkan privilesenya sebagai putra Bright Noa untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, seperti menjadi penumpang Haunzen penerbangan 356 untuk memperhatikan wajah-wajah para menteri-menteri Earth Federation lebih dekat. Dia juga memanfaatkan situasi yang terjadi di Haunzen yang mana para penumpang mendapat kompensasi menginap di Tasaday Hotel. Dia menginstruksikan Mihessia Hence, rekannya di Mafty, agar para pilot Mafty yang bertugas meluncurkan serangan udara di Davao menembak bagian atas Tasaday Hotel sebagai diversi untuk menyembunyikan identitasnya.

Maksudnya seperti, "Mafty menyerang secara acak, tembak saja bagian atas Tasaday Hotel. Kamarku ada di beberapa lantai di bawahnya. Semoga saja aku sudah pergi dari sana sebelum serangan."

Tewasnya Quess, luka psikologis, dan ketidakadilan yang Hathaway rasakan membuatnya mantap untuk melahirkan sosok Mafty Navue Erin. Berpegang pada paham dan ideologi yang dianut Amuro dan Char, sosok Mafty Navue Erin tidak hanya menjadi musuh bagi Earth Federation, tapi juga pahlawan bagi warga sipil layaknya Robin Hood. 
 
Diadaptasi dari Novel Orisinal
Kisah Hathaway Noa ditulis dalam tiga novel berjudul "Mobile Suit Gundam Hathaway's Flash" yang rilis tahun 1989
Iya, gue baca scanlation novelnya. Bisa dibilang gue beruntung, soalnya jarang banget ada scanlation Bahasa Inggris-nya.

Yes, Mobile Suit Gundam Hathaway ini adalah sebuah trilogi yang diadaptasi dari novel berjudul Mobile Suit Gundam Hathaway's Flash. Jadi, ini baru film pertamanya dan akan ada dua film lagi. Sudah diumumkan juga kalau film ke-2 Mobile Suit Gundam Hathaway tengah diproduksi dengan judul "Sun of Bright"

Gue sudah baca ketiga novelnya dan gue lumayan surprise. Ceritanya bagus dan emosional. Gue bahkan sempat f*cked up dengan ending-nya, saking bagusnya. Spoiler sedikit, ending-nya tragis, menyedihkan, dan mengecewakan banyak orang tapi tidak dengan gue. Ending-nya brilian, dan menurut gue, Hathaway adalah suksesor Amuro Ray sekaligus Char Aznable.

Tentu saja, novelnya jauh lebih lengkap dan detil dibanding filmnya. Tapi, beberapa kalimat banyak yang persis sama dengan filmnya. Meski ada beberapa perbedaan di film, apa yang disampaikan masih sesuai dengan yang diceritakan dalam novel.

Ada tiga bagian dari novel pertama Mobile Suit Gundam Hathaway's Flash yang menarik banget buat gue. Yang pertama, ketika novel yang ditulis oleh Tomino Yoshiyuki tersebut menceritakan soal empati Hathaway terhadap Char Aznable. Seharusnya, di film, momen ini diceritakan beberapa saat sebelum Hathaway bertemu Kenneth dan Gigi yang hendak party di kelab malam.
Hathaway Noa berempati pada Char Aznable setelah mempelajari karier dan paham yang dianutnya
Menjadi saksi peperangan dan terlibat di dalamnya serta kehilangan perempuan yang dia cintai tepat di hadapannya membuat Hathaway mempelajari paham Earth Federation dan Neo Zeon, seperti yang gue tulis sebelumnya yang mana Hathaway tak hanya mempelajari pola pikir ayahnya dan Amuro saja, tapi juga Char.

Keduasama seperti filmnya, ketika Kenneth mengaku pada Hathaway bahwa dia memeriksa background Hathaway. Di novel, Kenneth memuji Hathaway yang bisa mengemudikan mobile suit tanpa training.

Ketiga, ketika Kenneth meminta Hathaway bergabung dengannya di Circe Unit. Di novel, Hathaway diceritakan sempat bertemu lagi dengan Lane Aim dan beberapa pilot muda lainnya di ruangan Kenneth. Lane memberi hormat pada Hathaway dan pergi bersama pilot-pilot lainnya.

Hathaway memuji Lane yang dipercaya Kenneth untuk memegang kendali penuh atas RX-104FF Penelope atau Penelope Gundam, kembaran RX-105 Ξ Gundam atau Xi Gundam yang dipiloti Hathaway. Namun, Kenneth masih ragu dengan kemampuan Lane. Dia jauh lebih menginginkan Hathaway untuk menjadi pilot RX-104FF Penelope.
RX-104FF Penelope atau Penelope Gundam
Hathaway tentu menolak tawaran Kenneth, meski Kenneth sedikit memaksa dengan alasan, Hathaway berpotensi sebagai Newtype yang tepat untuk meng-handle Penelope. Namun, Hathaway lebih memilih untuk bekerja di bidang agrikultur daripada dunia militer. Dia juga menambahkan, butuh 2-3 tahun untuk menjadi pilot yang fasih dalam mengontrol sebuah Gundam.

Kenneth belum menyerah. Kenneth pun membandingkan Hathaway dengan Amuro Ray yang awalnya tak punya keahlian sama sekali sebagai pilot Gundam. Meski demikian, Amuro mampu menjadi pilot Gundam dalam waktu singkat hingga menjadi andalan Bright Noa.
"Kau bisa mengemudikan mobile suit secara tiba-tiba dan bahkan, kau bisa menghancurkan sebuah mobile suit," ucap Kenneth.

"Pencapaianku di perang pemberontakan Char adalah murni keberuntungan. Earth Federation mengizinkan publisitas atas diriku karena aku masih kecil dan mereka (Earth Federation) memenangi perang," jelas Hathaway yang sebenarnya kala itu dijatuhi hukuman masa percobaan karena mencuri dan memiloti mobile suit tanpa izin, namun dimaafkan karena menangnya Earth Federation dari Neo Zeon.

"Apakah sebuah kebetulan kalau seorang anak kecil berhasil menembak Alpha Azieru, mobile armor dari pihak Char, dalam pertempuran jarak dekat?" tanya Kenneth.

"Aku percaya kalau itu hanya kebetulan," Hathaway menjawab singkat, menolak untuk membahas kejadian yang sangat ingin dia lupakan namun tak mungkin.
Hathaway tidak mungkin berada di dekat Alpha Azieru jika bukan karena Quess. Meski dia dibilang berhasil membunuh musuh hingga dianggap sebagai salah satu pahlawan perang dalam Char's Rebellion, Hathaway harus menerima bahwa dia adalah seorang pembunuh. Hingga kini dirinya berada di ruangan Kenneth, Hathaway masih merasakan trauma mendalam karena membunuh orang yang dia kasihi. Kengerian yang ia rasakan juga akan terus menghantuinya sampai dia mati.
Hathaway Noa beberapa saat melihat Quess Paraya terbunuh di hadapannya
Menutup perbincangan, Hathaway menegaskan bahwa dia hanyalah putra Bright Noa. Kenneth pun menerima keputusan Hathaway dan mengajak Hathaway untuk bertemu lagi setelah dia berhasil menangkap Mafty Navue Erin. Hathaway pun mengiyakan ajakan Kenneth.

Terus, kenapa itu ceritanya jadi 'Hathaway membunuh orang yang dia kasihi?'. Siapa yang dia bunuh? Nah, ada cerita yang beda banget. Jadi, kisah Quess Paraya sendiri memiliki dua ending. Ending pertama sesuai sama apa yang terjadi di film Mobile Suit Gundam: Char's Counterattack. Sedangkan ending ke-2 menurut manga Mobile Suit Gundam: Char's Counterattack - Beltorchika's Children, Quess dibunuh sama Hathaway.

Ceritanya, Quess—masih menggunakan mobile armor NZ-333 Alpha Azierusedang bertarung melawan Amuro yang mengemudikan RX-93-ν2 Hi-ν Gundam. Merasa kesulitan, Quess meminta bantuan Char. Di saat ketiganya sedang berhadapan, Hathawaydi dalam RGM-89 Jegan yang dia curitidak sengaja menembak NZ-333 Alpha Azieru tepat di bagian cockpit menggunakan beam rifle. Menarik, ya?
  
Intinya...
Logo Mafty
Karakter yang mengalami depresi atau trauma mendalam dalam sebuah film atau serial kerap berujung dengan, kalau enggak jadi orang jahat, jadi orang baik. Atau bahkan, bisa keduanya. Untuk kasus Hathaway Noa, dia jadi orang jahat untuk para orang jahat, dan orang baik untuk para orang baik.

Sampai akhir cerita novelnya, Kenneth Sleg masih menganggap Hathaway temannya. Bagi Kenneth, cara Hathaway untuk mendapatkan keadilan lewat sosok Mafty Navue Erin adalah sesuatu yang salah. Namun, Kenneth menghargai gol Mafty untuk membinasakan para pejabat-pejabat Earth Federation yang korup. Sesungguhnya, Kenneth hanya menjalankan tugasnya sebagai Captain dari sebuah Anti-Terrorist Special Forces dari Earth Federation Forces.

Oke, abis ini spoiler, jadi kalo enggak mau baca ending-nya, lewatin paragraf ini. Gue ganti warna jadi putih deh, jadi baru bisa kebaca kalo udah di-block.

Ending-nya, Hathaway berhasil ditangkap oleh Circe Unit, tepatnya oleh Lane Aim, dalam keadaan pingsan. Dia bangun empat hari kemudian di sebuah kamar rumah sakit dan Kenneth ada di sampingnya. Kenneth mempertanyakan Hathaway soal Mafty dan Quack Salver (sosok yang diceritakan sebagai orang yang merekrut Hathaway dan memebiaya semua aktivitas Mafty), namun Hathaway memilih bungkam. Kenneth pun membiarkan Hathaway untuk beristirahat dan akan ditanyai lagi besok. Dia juga memberi tahu Hathaway bahwa tim Mafty menghilang setelah Hathaway ditangkap.

Kenneth berbohong. Sejujurnya, Earth Federation memutuskan untuk mengeksekusi Hathaway tanpa melewati tahap pengadilan. Kenneth kecewa akan hal ini dan di sisi lain, dia melihat sendiri betapa korupnya Earth Federation. Kenneth pun memutuskan untuk resign dengan alasan dia tidak bisa melindungi para pejabat Earth Federation yang mengikuti konferensi di Adelaide, Australia, setelah sebelumnya, Hathaway mem-broadcast dirinya sendiri sebagai Mafty Navue Erin di televisi. Hathaway mengumumkan bahwa dia akan menyerang Adelaide dan hanya memberikan waktu dua jam bagi para penduduk Adelaide untuk melarikan diri.

Setelah menemui Hathaway, Kenneth diberi tahu bahwa Bright Noa—yang sudah berada di Adelaideingin bertemu dengannya. Berusaha tenang, Kenneth berbincang dengan Bright dan memutuskan untuk tidak mengungkap identitas Hathaway pada Bright. Kenneth hanya mengatakan bahwa dia akan resign dari Earth Federation Forces dan kemungkinan besar, Bright akan menggantikan posisinya. Alasannya, karena Bright kerap memenangi peperangan dan pandai menemukan pilot yang luar biasa seperti Amuro Ray. 

Usai bertemu Bright, Kenneth diminta untuk menemui Googenheim, Jenderal Earth Federation. Googenheim—yang tidak tahu bahwa Mafty Navue Erin adalah Hathaway Noamengatakan bahwa eksekusi Mafty Navue Erin akan dilakukan keesokan hari dan secara rahasia. Alasannya, karena keputusan untuk mengeksekusi Mafty Navue Erin tidak melewati pengadilan. Googenheim juga menyebutkan bahwa Bright yang akan mengeksekusi Mafty Navue Erin karena kemungkinan besar, Bright akan menggantikan posisi Kenneth. Kenneth tentu tidak mau Bright mengeksekusi putranya sendiri. Maka dari itu, Kenneth menawarkan diri sebagai orang yang akan mengeksekusi Hathaway.

Sebenarnya, Googenheim tidak tertarik untuk mengetahui siapa sebenarnya Mafty Navue Erin. Karena, siapapun Mafty Navue Erin, pasti akan ada orang lain yang akan menggantikan sosoknya di masa mendatang. Namun, Kenneth memutuskan untuk memberi tahu Googenheim bahwa Mafty Navue Erin adalah putra Bright Noa dan dia meminta Googenheim bersumpah untuk merahasiakan informasi tersebut sampai kapanpun. Googenheim pun mengiyakan hal itu. 

Scroll lagi ke bawah, masih spoiler, nih.

Akhirnya, tiba saatnya bagi Hathaway untuk dieksekusi dan Hathaway sendiri sudah tahu akan hal itu. "Semua orang akan mati, dan aku juga bisa mati," pikirnya, beberapa jam sebelum dirinya dieksekusi. Meski siap, dia sempat berpikir betapa ironisnya keadaannya karena dia akan mati lebih dulu dari orang tuanya.

Hathaway dibawa ke lokasi eksekusi oleh Kenneth dan timnya. Kenneth berusaha keras agar Bright tidak tahu kejadian ini meski Bright berada di tempat yang lokasinya tidak jauh dari tempat eksekusi.

Dalam keadaan berdiri, Hathaway mengucapkan kalimat terakhirnya, yakni, "Suatu hari nanti, semua orang akan sadar kalau mereka punya kewajiban untuk melindungi Bumi. Sampai hari itu tiba, Mafty Navue Erin akan terus menjalani tugasnya." Setelahnya, Kenneth berbisik pada Hathaway kalau dia akan tetap menganggap Hathaway sebagai temannya sampai kapanpun. Hathaway juga mengatakan hal yang sama pada Kenneth. Kenneth pun berjalan mundur, memberi perintah untuk menembak, dan suara tembakan terdengar. Mafty Navue Erin alias Hathaway Noa pun tewas di tempat, dan Kenneth Sleg adalah Grim Reaper alias malaikat maut yang mengambil nyawa Hathaway Noa.

Kenneth pun menandatangani surat kematian Hathaway dan merasa lega karena nama 'Hathaway Noa' tidak tertera di sana. Jadi, Bright dan semua orang tidak akan tahu identitas Mafty Navue Erin. Mayat Hathaway pun dimasukkan ke dalam peti dan dikremasi.

Tak lama setelanya, Kenneth yang kini sudah resign pergi ke Davao bersama Gigi. Mereka menginap di sebuah hotel, namun Gigi tidak mengacuhkan Kenneth karena eksekusi Hathaway. Kenneth, yang selama ini memikul beban berat karena mengeksekusi temannya sendiri, akhirnya meneteskan air mata atas apa yang ia lakukan.

Keesokan harinya, Gigi membangunkan Kenneth dan memeperlihatkannya headline koran pagi itu. Kenneth melotot melihat halaman depan koran menuliskan 'Mafty Navue Erin adalah Hathaway Noa'.

Artikel di koran tersebut menuliskan bahwa Bright Noa tahu siapa sebenarnya Mafty Navue Erin. Bright juga disebut sebagai orang yang mengeksekusi putranya sendiri. Informasi tersebut bersumber dari Googenheim, dan Kenneth merasa dikhianati karena Googenheim memberi pengakuan palsu dan membocorkan rahasia mereka.

Kenneth kecewa akan dirinya sendiri. Selain Hathaway, Kenneth juga merasa bersalah pada Bright karena tidak memberi tahunya informasi apapun tentang Mafty Navue Erin. Kemungkinan besar, Bright sampai kapanpun tak akan pernah mendapat informasi soal Mafty Navue Erin karena tidak ada pernyataan tentang identitas aslinya di surat kematian sang teroris. Dia bahkan tidak bisa membayangkan keadaan Bright saat ini. Di satu sisi, Kenneth yakin dirinya kini menjadi incaran Earth Federation untuk dibungkam. Dia pun membeli tiket pesawat ke Jepang dan bertolak ke sana hari itu juga bersama Gigi. 

Di pesawat, Kenneth mengatakan pada Gigi bahwa suatu saat nanti, dia ingin membuat sebuah organisasi berisi orang-orang seperti Amuro, Char, dan Hathaway. Tentunya, dengan tujuan untuk membasmi orang-orang Earth Federation yang korup. Saran gue sih, mendingan Kenneth bergabung saja dengan Mafty dan menjadi Mafty Navue Erin yang baru.
Bonus penampakan RX-105 Ξ Gundam atau Xi Gundam karena udah ngelewatin spoiler
Jujur, gue nulis ending dari Mobile Suit Gundam Hathaway berasa emosional. Sebagus itu ceritanya, sampai gue gasping sendiri saat menulisnya. Ceritanya brilian, dan Hathaway Noa benar-benar kombinasi sempurna akan Amuro Ray dan Char Aznable. Sangat disayangkan kisahnya terlalu singkat untuk dijadikan sebuah cerita.

Di usia muda, yakni 25 tahun, Hathaway Noa menginspirasi banyak orang saat menjadi Mafty Navue Erin. Untuk hal positif, hingga negatif. Salah satu contoh negatifnya adalah kelompok pembajak Haunzen penerbangan 356 yang mengaku diri mereka bagian dari Mafty. Mereka hanya memanfaatkan situasi dengan menyalahgunakan nama 'Mafty', tentunya untuk kepentingan personal.

Ada juga kelompok lain yang menyebut diri mereka sebagai pasukan Mafty meski tidak resmi (di Oenbelli), yang mana ini merepotkan Hathaway dan tim Mafty yang asli karena orang-orang tersebut berpotensi untuk menggagalkan rencananya. Sama seperti yang kita lihat dalam fim "The Dark Knight" garapan Christopher Nolan. Banyak orang yang mengaku diri mereka Batman dan ingin membantu Batman dalam menumpas kejahatan. Namun, Batman malah menghajar mereka. Alasannya, orang-orang tersebut masih menggunakan hockey pads sebagai armor, bukan Batsuit yang terbuat dari triple-weave Kevlar. Meski demikian, pada akhirnya Hathaway berterima kasih pada tim Mafty yang tak resmi di Oenbelli karena ikut membantu.
Hathaway Noa menembak tim Mafty palsu di dalam pesawat Haunzen penerbangan 356
Bagi faksi Mafty sendiri, Hathaway Noa adalah Tuhan dan dia dihormati atas jasanya. Sesungguhnya, kalimat "The grim reaper won't come when you're ready for him, Hathaway," tidak bisa ditujukan pada Hathaway, karena Hathaway sendiri is the real Grim Reaper.

Rasanya, tidak sabar menunggu dua film Mobile Suit Gundam Hathaway untuk segera tayang. Selain dikemas dengan animasi dan sound yang memukau, Mobile Suit Gundam Hathaway membuat pikiran gue terbuka bahwa serial atau film Gundam tidak hanya sekadar peperangan antar-robot saja, tapi konflik antar-manusia di dalamnya yang sebenarnya punya nilai besar.

Mungkin, serial-serial Gundam lainnya juga sudah menghadirkan cerita yang gue maksud di atas. Tapi, entah kenapa ketika gue mendengar 'Gundam', di kepala gue hanya ada perang heboh antar-robot saja. Gue melihat itu ketika menonton Mobile Suit Gundam 00,  Mobile Suit Iron-Blooded Oprhans, Mobile Suit Gundam Unicorn, dan Mobile Suit Gundam Narrative. Tapi, ketika menonton Mobile Suit Gundam Hathaway yang pertempuran antar-Gundam-nya hanya kurang lebih lima menit saja, gue sadar kalau ceritanya dititik-beratkan pada sosok Hathaway Noa sebagai Mafty Navue Erin dan Kenneth Sleg. Tentunya, setelah menonton filmnya dua kali dan melanjutkan membaca novelnya.

Tidak semua orang berpikiran seperti gue. Karena, kebanyakan orang menonton Gundam untuk menonton pertempuran antar-robot di luar angkasa. Banyak orang yang berekspektasi demikian saat menonton Mobile Suit Gundam Hathaway, dan tidak sedikit orang yang kecewa karena minimnya pertempuran antar-Gundam di film tersebut. Mobile Suit Gundam Hathaway adalah cerita tentang politik dan penjahat heroik legendaris. 9 dari 10 adalah nilai yang gue berikan untuk keseluruhan cerita Mobile Suit Gundam Hathaway yang brilian.