Friday, January 24, 2020

Kosmogoni.

Manusia kerap lupa diri.Awalnya, mereka saling menatih.Lama-lama, mereka saling menikam jantung satu sama lain. Apakah hal itu wajar?Apakah, itu memudahkan manusia agar tak sakit hati? Bukankah, saling mencabik mimpi satu sama lain sama saja dengan membunuh? Banyak hal yang aku tak bisa pahami.Paham apa yang sebenarnya mengatur dasar pola pikir manusia?Apa yang membuat manusia begitu rumit?Kenapa manusia mudah sakit hati? Aku mengalami sebuah kejadian, yang membuatku lupa akan makna dari kehidupan.Aku kehilangan ayahku, dan itu membuatku berpikir bahwa manusia hidup untuk merasakan kehilangan. Kehilangan seseorang, selamanya atau sementara, itu membuat luka.Aku kehilangan ayahku untuk selamanya,dan setelah satu tahun, lukaku tetap menganga. Aku pernah kehilangan Nagendra.Dia pergi dariku, dia hilang dari pikiranku.Lalu, dia kembali, membawa luka,dan menutupnya tanpa merasa berdosa. Semudah itukah, manusia datang dan pergi?Semudah itukah, aku dibunuh dan dihidupkan lagi? Di saat manusia yang aku kasihi pergi selamanya untuk bersatu dengan tanah, rasa kesepian yang tak berwujud itu menggeroggotiku.Mustahil untuk menghapusnya, atau menguburnya dengan memori-memori indahku dengan manusia itu semasa dia hidup. Ketika manusia yang aku kasihi pergi untuk mencintai dirinya sendiri,untuk menyelamatkanku dari dari jerat neraka Bumi,kekhawatiran menyerangku.Aku bagai dihantam seribu anak panah dan dipaksa untuk berdiri. Saat dia kembali dan menyentuh wajahku dengan jemarinya,ada rasa takut yang aku rasakan.Lagi-lagi, aku merasa seperti didesak, seperti, "Hancurkan dirimu untuk dia. Dia pantas menerimanya. Kau pantas mendapatkannya." Apa yang sebenarnya terjadi?Aku seperti perempuan yang tak punya mimpi.Aku hidup untuk merasakan hal-hal yang tidak ingin aku rasakan.Aku hidup untuk membantu orang lain.Padahal, aku yang sebenarnya butuh bantuan. Inikah jalan yang aku pilih? Apakah ini efek kelakuanku di masa lampau? Apakah ini rencana alam bawah sadarku? Apakah aku yang menciptakan ragu dan ketakutan di dalam diriku? Sampai jantung berhenti berdegup,aku akan terus menghakimi diriku.Tak akan ada yang paham.Tak akan ada yang mengerti. Ini kosmogoni. Semestaku.Hidupku, yang tak akan pernah aku kenali.