Friday, November 4, 2016

Padma.

Padma,
Sosok yang intelektual,
Pemerhati,
Namun manipulatif.

Ia kerap menghujat mereka yang mengatasnamakan agama.
Ia tak percaya pada dilema,
Menyindir wanita-wanita yang taat pada aturan,
Dan menjebak orang-orang terdekatnya dengan mimpinya.

Padma terlalu pintar.
Ia bungkam mereka yang terus bicara,
Hanya dengan satu kata,
Yang tak pernah diharapkan keluar dari mulut seorang manusia.

Padma dan aku sama.
Bengis,
Licik,
Dan terlalu mencintai diri kami sendiri.

Hingga suatu saat,
Jantungnya membiru,
Membuatnya sulit untuk bernapas,
Dan dipenjara oleh waktu.

Ia hitung detak jantungnya,
Kala ia menantang dunia.
Matanya menolak untuk melihat warna,
Jemarinya kebas dan bibirnya kaku.

Ia terus meminta kehidupan,
Pada dunia yang ia tundukkan.
Berdoa,
Tapi bukan kepada Tuhan.

Hidupnya seperti biola tak berdawai.
Ia tutup kedua matanya dengan sempurna,
Dan ia genggam rasa takutnya dengan erat,
Dan mati tanpa pesan.