Friday, October 16, 2020

Sadino's Monologue #14



“Don't cry while you are reading the book, wait until you are done reading it.”
― Alice Hoffman, "The Dovekeepers"


Hoffman benar, El. Cerita tentang aku dan Dove belum selesai. Kami masih mencoba untuk memanfaatkan waktu yang tersisa. Kami masih berusaha. 

Ada satu hal yang belum bisa aku ungkapkan pada Dove, El. Kemungkinan besar, aku tidak akan mengatakannya. Alasannya? Karena omonganku akan menghancurkan sebuah persepsi, El. 

Sejak dulu aku bingung, El. Apakah aku harus berempati, atau bersimpati pada Dove.

Oh, Doveku yang malang, Doveku yang rapuh.
Apa yang harus aku lakukan? 

Terekam dengan jelas di kepalaku saat matanya berbinar ketika mendengar musik favoritnya. Bagaimana dia menyikapi sesuatu yang tidak bisa dia kontrol, bagaimana ketakutannya akan masa depan menghancurkan pikirannya secara perlahan. Aku ingat itu, El. 

Tidak, Dove bukan orang yang manja, El. Sekali lagi aku ingatkan, dia hanya membutuhkan bimbingan. Dia hanya ingin jalan keluar. Dia hanya ingin melihat dunia dari perspektif yang berbeda. 

Aku memang bukan jawabannya, El. Kehadiranku adalah sebuah ancaman, dan aku sadar betul akan hal itu. Hanya saja, aku memilih untuk ditaklukkan, bukan untuk dikenang. 

Aku akan terus berdiam diri di sudut yang ia buat, El. Tenang saja, aku tidak akan melakukan sesuatu di luar kendali. Tidak, El. Aku tidak akan menunggu untuk terluka lagi. 

Karena menurutku, Dove yang akan terluka hingga berdarah-darah, El. Dan aku akan ada di sana untuk membersihkan lukanya.

No comments:

Post a Comment