Friday, October 16, 2020

Sadino's Monologue #13



“Talk sense to a fool and he calls you foolish.” ― Euripides, "The Bacchae" 


Aku benar-benar tidak tahan dengan orang bodoh, El. Aku mengutuk mereka yang berlagak pintar, seakan dunia berada di dalam genggaman. 

Aku ingin si tolol ini bertukar posisi, El. Saat dia berada satu level di bawah tanah, aku yakin dia tidak akan bisa bernapas. Alih-alih mencari jalan keluar, orang seperti dia pasti hanya akan berteriak minta tolong. 

Dunia ini ganas, El. Dan aku berpijak di atas tanah yang ditinggali oleh mereka yang kemampuannya di bawah rata-rata. Apa yang menjadi indikator mereka untuk tetap hidup? Apakah kebodohan adalah target utama pencapaian mereka selama ini? 

Aku hanya bisa menerka, El. Aku tidak mau terjun bebas ke dalam jurang keangkuhan. Aku pernah dipeluk oleh kegelapan, dan aku berusaha keluar dari sana. Jika aku memilih untuk pasrah, lebih baik aku mati cepat, El. 

Semua hal yang dilakukan manusia di saat mata mereka terbuka lebar menantang dunia adalah bagian dari sebuah regulasi, El. Tentunya, untuk menduduki puncak dari sebuah teori, manusia harus mempelajarinya terlebih dahulu. 

Aku pikir, manusia harus mempelajari diri mereka sendiri, El. Mereka harus tahu batas, mereka harus tahu tingkat kesabaran diri mereka sendiri. Jika mereka tidak mengetahuinya, untuk apa menggurui orang lain yang lebih pintar? 

Sekarang, aku dikelilingi oleh mereka yang angkuh akan kekurangan diri mereka sendiri. Lagi-lagi, aku baru saja menelan racun paling mematikan di muka bumi. Aku tidak mau isi kepalaku ternodai akan hal-hal yang semu, El. Aku tidak mau mati dalam keadaan terdesak. 

Aku tahu kamu akan hanya menggeleng-gelengkan kepalamu, El. Integritasku sebagai manusia mengalami gangguan, dan orang-orang inilah penyebab utamanya. Aku ingin isi kepala mereka dibenahi, dirapikan sedikit agar mereka tidak terlihat memalukan. 

Bukan urusanku, memang, dan aku juga tidak akan terpengaruh untuk menelan apa yang mereka perbuat. Hanya saja, aku benci dengan kinerja otak mereka demi mendapatkan gelar "seorang pahlawan yang bijaksana dan bertanggung jawab". 

Dia yang tidak tahu diri, El. Dia yang seenaknya menciptakan sebuah aturan yang tidak bisa dia turuti. Dia tidak akan sanggup melakukan apa yang menurutnya logis. Saat dia melakukannya, aku yakin dia akan berubah menjadi seekor binatang yang siap mati penasaran. 

Goblok, kok, dipelihara. 

No comments:

Post a Comment