Saturday, July 11, 2020

Manusia dan Agungnya Sebuah Gelar

Jakarta, 29 Mei 2018


Manusia terlalu angkuh dan terlalu bangga pada diri mereka sendiri.
Mereka pikir, mereka pintar bicara. 

Semakin banyak gelar, kelas sosial mereka mendadak meroket bagaikan inflasi. Tapi, jika mereka mati, gelar yang mereka bawa hanya satu, yakni 'almarhum'. 

Rasa hormat lahir dengan sendirinya. Tanpa syarat, tanpa propaganda. Mereka yang tunduk pada sebuah gelar mengatasnamakan iman dan takwa untuk mendukung sosok yang mereka agungkan. Mendadak, seluruh pembicaraan dan pembelaan yang ada akan suatu masalah dianggap benar, lengkap dengan campur tangan sistem tata keimanan. 

Budaya masyarakat Indonesia memang begitu. Malas, dan terlalu cepat mengambil keputusan tanpa mencari mau pun menerima bukti yang ada. 

Makna dari sebuah kata memiliki seribu arti, dan tidak tepat jika manusia hanya memanfaatkan momen sebuah konteks untuk menghakimi orang lain. Terlalu mudah untuk diperkarakan, karena mereka mengambil suara terbanyak tanpa memotong urat malu mereka. 

Akibatnya, beberapa pihak dirugikan. Padahal, manusia bebas berpendapat. Memang ada aturan atau hukum yang berlaku untuk menjaga perilaku, dan kita bisa menemukannya dalam kitab undang-undang. 

Tapi, sadarkah bahwa orang-orang yang menjadi sumbu pendek dalam sebuah permasalahan adalah para pelaku utama yang tak bisa bertanggung jawab? Apakah mereka tahu bahwa pola pikir yang sesat mampu mengontrol sebuah lingkungan? 

Mungkin, sudah terlalu banyak orang gila yang bernapas tanpa syarat di sini. Intuisi mereka mungkin sudah lama mati. Lagi-lagi, hal itu dianggap lumrah dan harus diterima dengan berat hati. 

Nasib mereka yang dihujat dan menghujat, tanpa mereka sadari, setara. Tak lagi ada kelas sosial, tapi kata-kata kasar yang saling berpihak. Mereka layaknya manusia-manusia yang tak pernah belajar bahasa, tak punya norma, dan menuntut keadilan demi kepentingan sesama. 

Saya pikir cukup. Saya nyaris muntah darah menulis tulisan ini. Terima kasih atas pengertiannya.

No comments:

Post a Comment