Sunday, May 19, 2019

Nagendra.

Putraku Nagendra,
aku benci melihatmu merenung,
berkawan dengan keheningan,
dan meraung dalam diam.

Nagendra,
rasakan cinta ibumu.
Dari dalam darah,
ke paru-paru.

Jatuhkan tongkatmu,
berdiri dengan kedua kakimu.
Tatap singgasanamu,
berbaliklah, dan bunuh para benalu.

Hatiku bagai api dilalap api.
Remuk redam,
basah dan berdarah,
melihatmu penuh luka dan tak berdaya.

Apakah aku menimang bayi,
atau sebuah kesalahan?
Nagendra akan mati tanpa perlu aku doakan.
Nagendra akan hidup selamanya di nirwana.

Kuatkan hati ibumu, Nagendra.
Dia bersumpah untuk tunduk pada cintanya akan neraka.
Robek wajah ibumu, Nagendra.
Dia menolak untuk memeluk jasadmu saat kau terbujur kaku.

No comments:

Post a Comment