Monday, August 28, 2017

Gending Sriwijaya.

Coba kamu ingat lagi,
Saat suara memecah langit merah di kala senja,
Aku termenung memikirkan sebuah jiwa,
Dia, yang meninggalkan luka.

Lukaku terbuka,
Angkuh menantang dunia.
Hati kami saling menggenggam,
Dan hitung mundur pun dimulai.

Tiga.
Aku merasa sengal.
Mengingat waktu yang tak akan terulang,
Memilin ingatan yang mulai hilang,
Dibekuk rasa, menuai resah.

Dua.
Aku rindu,
Akan sosok yang tak berwatak,
Dia yang membatin dalam keraguan,
Demi jantung yang mendadak berhenti berdetak.

Satu.
Jemari yang gemetar,
Menulis sebuah fenomena,
Demi humus yang kian menghitam,
Demi kerinduan akan sebuah zaman.

Jangan terpaku dengan mata angin, katanya.
Jangan menghirup api.
Ini laguku, Gending Sriwijaya,
Untuk rezim yang tak akan pernah stabil.

No comments:

Post a Comment